Tuesday, August 3

Memaafkan atau Mendendam??

Pernahkah dalam hidup anda mengatakan “Saya sudah memaafkan tetapi saya belum bisa melupakan apa yang sudah diperbuat. Sebenarnya itu adalah cara lain menyatakan bahwa anda belum bisa memaafkan.”

Memaafkan adalah hal yang tidak mudah dilakukan, terlebih jika kita disakiti atau dikhianati oleh orang yang kita percaya, cintai atau yang dekat dengan kita. Saya pernah mengalami dan merasakan disakiti oleh seseorang dan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa memaafkan, menerima dan berkompromi dengan hati tulus bahwa yang lalu biarlah berlalu. Karena satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa sakit itu adalah memaafkan. Kedengarannya mustahil? Saya tahu bahwa melepaskan amarah dan dendam dari luka masa lalu tidak akan mudah.

Saya juga pernah berbicara dengan seseorang sebutlah A yang begitu sakit hati dengan B, begitu mendendamnya A pada B hingga membuat A terlihat seperti orang yang selalu curiga, tidak mudah percaya dan selalu melihat B dari sisi negatifnya. Pernahkah B meminta maaf kepada A?
B sudah berkali-kali meminta maaf kepada A, menjelaskan duduk permasalahan baik secara pribadi, melalui tulisan atau perantara pihak ke 3 (tiga) sebagai mediator untuk mendamaikan mereka. Serta A secara langsung menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada A. Namun A bukannya memaafkan dan berulang-ulang terus membicarakan hal yang sama dan itu sudah berlalu.

Apa sih yang membuat A begitu mendendam kepada B? A hanya mengatakan saya sulit memaafkan B, pokoknya saya dendam kepada B. Lalu saya katakan: Tapi A sudah mengatakan maaf dan menunjukan penyesalannya dan berniat mau memperbaiki. Lalu apalagi yang membuat anda sulit memaafkan dia? Pokoknya saya tidak bisa saja!!!

Lain cerita terjadi pada C dan D

C menyampaikan sudah memaafkan D, tapi saya masih ingat bagaimana D memperlakukan saya waktu itu dan hal itu membuat saya sakit hati. Lho..katanya sudah memaafkan, dengan kata lain C masih menyimpan sakit hatinya kepada D walau secara verbal sudah memaafkan.

Pernyataan maaf atau memberikan maaf adalah hal utama dalam kehidupan sehari-hari kita dalam bersosial dengan banyak orang. Baik lingkungan terdekat atau terjauh sekalipun. Karena salah dan khilaf bisa muncul kapan dan dimanapun.

Benci dan dendam bisa menimbulkan beban berat dalam hati dan pikiran, mempengaruhi penilaian kita terhadap orang lain, menjadi tidak bijaksana dan tidak jernih, menghalangi berkat Tuhan, menjadi dosa dan juga sering menjadi penghalang buat kita maju.

Ada persoalan-persoalan tertentu dalam hidup yang membuat kita sulit untuk memaafkan terutama kalau seseorang sudah banyak merusak dan menyakiti kita atau orang yang kita sayangi. Tapi kalau kita ingat kerugian yang ditimbulkan oleh kebencian dan dendam, kita harus terus berusaha untuk memaafkan. Memaafkan bukan berarti membenarkan perbuatannya, tapi artinya kita sudah meletakkan persoalan itu di belakang kita dan percaya bahwa Tuhan maha adil, dan dengan kasih sayangNya serta kuasaNya. Doakan dia, agar bertobat dan berubah menjadi orang baik serta tidak menyakiti orang lain lagi dan mendatangkan kebaikan serta kemaslahatan bagi banyak orang.

Mintalah pada Tuhan supaya kita diberi kemampuan untuk memaafkan, walaupun sudah disakiti. Karena kita hanyalah manusia biasa, jauh dari sempurna. Untuk itu serahkan semuanya kepada Tuhan biarkan Tuhan yang mengatur semuanya.

Selamat memilih menjadi manusia pemaaf atau pendendam karena keduanya adalah pilihan!

Meiyana menulis untuk anda...(17 July 2010)


Many people are afraid to forgive because they feel they must remember the wrong or they will not learn from it. The opposite is true. Through forgiveness, the wrong is released from its emotional stranglehold on us so that we can learn from it. Through the power and intelligence of the heart, the release of forgiveness brings expanded intelligence to work with the situation more effectively.
-- David McArthur & Bruce McArthur --

No comments:

Post a Comment